Mahasiswa MIAT UIN Sunan Kalijaga Presentasi Dalam Acara Internatinational Conference on Religious Moderation (ICROM)

AcaraThe 3rd Internatinational Conference on Religious Moderation(ICROM) yang diselenggarakan oleh Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama RI yang dimitrai oleh PARD dan El-Bukhari Institute diselanggarakan pada tanggal 5-7 November 2024 yang berlangsung di Hotel Marelyn Park, Jakarta Pusat. Kegiatan tersebut mendorong para presenter tidak hanya dari kalangan akademisi dan peneliti tetapi dari pembuat kebijakan, dan praktisi, dapat mendiskusikan bagaimana moderasi beragama dapat menyelesaikan berbagai krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung. Terutama dengan tema besar yang di usung adalah “Religious Moderation and Its Responses to Humanitarian Crises”

Dengan tema tersebut, melahirkan beragam pemikiran tentang moderasi beragama dan untuk menguji kapasitasnya dalam menanggapi isu-isu kemanusiaan. Pada waktu yang bersamaan, Umar Kustiadi dan Muhammad Ilham Sofyan (mahasiswa magister Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, UIN Sunan Kalijaga) mempresentasikan karyanya yang berjudul “Restrukturisasi Peran Negara atas Kerukunan Umat Beragama (Moderasi) dalam Tafsir Tematik Moderasi Beragama 2022”. Karya yang membahas tentang sentralitas negara dan peranannya di dalam Tafsir Tematik Moderasi Beragama Tahun 2022, tentu karya tersebut bukan sesuatu yang sempurna, justru masukan dari audiens dengan memberikan perspektif dan tinjauan yang lebih luas dari apa yang diteliti sehingga mendapat kritik serta masukan mengenai diskursus relasi antara agama dan negara dalam TTMA (Tafsir Tematik Moderasi Agama) 2022.

Hasil/temuan penelitian ini menunjukkan tiga prinsip negara, yakni: komitmen kebangsaan, internalisasi peran negara, dan nalar kritis beragama atas negara. Berdasarkan itu TTMA membangun corak moderasi yang memuat paradigma moderasi yang mengedepankan sinergitas antara negara dan agama. Relasi ini melahirkan wacana moderat-humanis dalam menciptakan kerukunan umat beragama. Temuan ini menjawab anggapan sempit supremasi atau otoriterianisme negara atas agama dan kehadiran negara memberikan ruang dialogis dan ekspresif dalam moderasi beragama. Dari masukan dan kritik yang membangun dari para discussant, kedua penulis tersebut (Umar Kustiadi dan Muhammad Ilham Sofyan) kemudian akan mengembangkan penelitiannya dengan perspektif yang lebih spesifik dan terarah.