Mahasiswa MIAT Terpilih sebagai Partisipan dalam Agenda School of Democracy and Diversity (SDD) Vol. 1 Pusat Studi Agama dan Demokrasi UII Yogyakarta 2024

Pusat Studi Agama dan Demokrasi Universitas Islam Indonesia (UII) secara perdana, menggelar acara yang bertajuk School of Democracy and Diversity (SDD) Vol. 1 pada 27-29 Desember 2024, bertempat di Hotel MM UGM Yogyakarta. Kegiatan ini bertujuan untuk membangun kesadaran demokratis yang inklusif di kalangan mahasiswa dan aktivis muda. Dalam tiga hari pelaksanaan, peserta tidak hanya mendapatkan wawasan teoritis, tetapi juga dilibatkan dalam diskusi intensif tentang demokrasi, keberagaman, dan berbagai isu kontemporer pada skala regional, nasional hingga global.

Kegiatan ini diikuti oleh 25 mahasiswa S1 dan aktivis muda dari berbagai Universitas di Yogyakarta yang telah melalui proses seleksi. Salah satu partisipan terpilih adalah Muhammad Abdurrasyid Ridlo, mahasiswa Magister IAT Konsentrasi Hadis semester 2, “Dalam rangka membangun jaringan akademik terintegrasi, kegiatan ini membantu menganalisis isu sosial-politik secara kritis, berkelanjutan, dan berkeadilan. Bagaimana kemudian membangun konstruksi logis metodologis soal konsep kepemimpinan, komunikasi, dan resolusi konflik yang solutif untuk menegasikan paradigma demokrasi secara substansi pada tingkat radikal adalah tanggung jawab individual,” tanggapnya.

Hari pertama dibuka dengan sesi pengantar oleh Prof. Dr. Moh. Mahfud MD, yang membahas konsep demokrasi dari sudut pandang filosofis dan sejarahnya. Sesi ini menjadi landasan penting untuk memahami tantangan demokrasi di Indonesia, terutama terkait polarisasi sosial akibat politik identitas berbasis agama. Selanjutnya, isu-isu seperti hak asasi manusia dan pengelolaan keberagaman juga dikupas oleh narasumber lainnya, termasuk Dr. Suparman Marzuki dan Hangga Fathana. Adapun, respon agama terhadap fenomena keagamaan dalam arus demokrasi turut jadi soal oleh Drs. Aden Wijdan Syarif Zaidan, M.Si.

Pada hari kedua, pembahasan difokuskan pada aspek historis, politis, dan ekonomi dalam demokrasi. Narasumber seperti Prof. Dr. rer. soc. Masduki dan Dr. Suwarsono Muhammad memaparkan tantangan demokrasi di berbagai negara serta relevansi “kapitalisme religious” dalam konteks bernegara. Adapun, Prof. Dr. Ni’matul Huda, S.H., M.Hum., memaparkan kemunduran demokrasi di Indonesia. Selain itu, Fathul Wahid mengupas peran media sosial dalam merespon lanskap demokrasi, termasuk tantangan kebebasan berpendapat di era digital.

Hari terakhir menutup rangkaian kegiatan dengan pembahasan mengenai advokasi kebijakan publik. Dr. Despan Heryansyah menjelaskan teori dan praktik advokasi, dengan menyoroti pentingnya partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan yang demokratis. Acara ini diakhiri dengan penutupan oleh Ketua Pusat Studi Agama dan Demokrasi UII, Prof. Dr. rer. soc. Masduki, yang mengapresiasi antusiasme peserta dalam mendukung demokrasi yang inklusif di kalangan mahasiswa dan aktivis muda.